Rabu, 02 April 2014

Surat Untuk Mantan

teruntuk panda pembawa cinta.


Hei Panda, hari ini, lebih tepatnya bulan ini adalah bulan yang berarti buatku. Entahlah ada satu kenangan di bulan ini, yang bila mengingatnya runtuhlah semua bendungan memori tentang kita, ya tentang aku, kamu dan kenangan.

Tepat bulan ini, bulan april tahun lalu di tengah kemarau yang menyesakkan. Kamu memilih pergi setelah perbincangan panjang masa depan.

Pertama, sakit betul. Bahkan ketika seharusnya aku hanyut dalam tawa disebuah pesta, aku malah memilih menangis, tidak nampak. Hanya dalam benak aku menjatuhkan setiap tetes yang panas di pelupuk mataku.

Hei Panda, entahlah berapa kata yang bisa aku rangkai. seharusnya ada banyak kalimat yang ingin kuungkap. amarah. sedih. juga kebahagiaan. tapi sampai titik ini pun aku hanya berbelit dalam ingatan.
tak banyak kata yang sanggup kusulam.
Hei panda, ada amarah yang ingin kunyatakan, meski sebenarnya lagi-lagi rindu yang menang. Seperti saat januari kemarin kamu datang lagi setelah setahun pergi. Ya januari kemarin, seperti pertama kamu jumpa dan memintaku menjadi kekasihmu.
Januari kemarin, seharusnya aku meluapkan amarahku. Tepat didepan wajahmu. Tapi kau tahu, aku takkan sanggup. Aku hanya kembali menerima kehadiranmu dengan wajah masih terkagum. Kamu tetap, bahkan lebih manis. Rambut gondrong juga senyum khasmu yang selalu ku ingat.
Lalu apa? Mengapa kita harus menyusuri jalan yang sama, jalan yang sama saat pertama kamu bertandang kerumahku. Dibulan yang sama, disaat angin juga gerimis ikut menyaksikan.
Tapi setelah itu apa? Apa? Kamu pergi lagi, meninggalkan  bekas kenangan lagi, yang kupikir kau akan kembali selamanya.
Dan tepat saat ini saat semua berlalu. Setahun. Yang melukai. Namun tak membuatku  lelah membayangkan tentang kamu. Sekarang panda setengah  jari-jariku  menari diatas keyboard, aku tengah mengenangmu. Sebagai satu hal yang selalu pertama. Meski kau bukan cinta pertama.
Tapi tahukah kamu, pertama apa yang membuatku menjadikanmu terkenang???
Ya, kamu adalah bagianku yang pertama memanjakanku, mengalah. Selalu mengikuti apa mauku. Kamu pertama, yang bernyanyi lirih, namun saat aku memintamu melantangkan nada, kamu nampak lucu dengan nafas yang terengah. Kamu juga yang pertama memberiku boneka lucu. Panda pembawa cinta, seperti kamu. Iya kamu. Kamu juga yang pertama menggenggam erat lenganku. Jantungku, berdegup dan aku hanya bisa meredam sambil menatap wajahmu. Kaamu juga yang pertama mengecup lembut punggung lenganku.
Akhh.. aku hanya bisa mengenang sembari tersayat. Tapi itu juga obat untuk tetap menerima kamu sebagai kenangan.
Hei panda, sebenarnya sudah lelah. Padahal semangat berapi-api mengingatmu. Ya sudahalah, kamu akan tetap jadi kengan kan? Meski harap ini terus menunggu. Aku masih saja melihat keadaanmu lewat akun-akun social media yang kamu punya. Ya, kamu tampak bahagia. Sangat bahagia. Lalu aku? Aku juga ikut tersenyum.
Terimakasih panda pembawa cinta. Terimakasih telah ada ditengah gurun hijau yang menyepikan, dan kamu menjadi teman yang setia. Meski pada akhirnya kamu harus pergi juga.

 
Surat ini di ikutsertakan lomba #SuratUntukRuth novel oleh Bernard Batubara.

1 komentar:

  1. aih-aihh si eneng, semoga menang lombanya ya :))

    Btw kamu kena tag Liebster Award, cek dan ambil awardnya disini >> http://www.khoirinaannisa.com/2014/10/liebster-award-gak-ada-matinya.html
    thank you ^^

    BalasHapus

sudah baca? jangan lupa tinggalkan komentar ya kawan :D